Glandula
Hypophyse
Hypophyse anterior menghasilkan 3 hormon
yaitu:
FSH
(Folikel Stimulating Hormon)
FSH mulai ditemukan pada gadis usia
11 tahun dan jumlahnya terus bertambah sampai dewasa. FSH dalam jumlah besar
ditemukan pada urine wanita menopause. FSH dibentuk oleh sel B (basophil) dari lobus
anterior hypophyse. Pembentukan FSH akan berkurang pada pembentukan atau
pemberian hormon estrogen dalam jumlah cukup maupun saat kehamilan. FSH dapat
mempengaruhi folikel promodial yang berkembang dalam ovarium menjadi folikel de
graaf yang dapat menimbulkan proliferasi pada endometrium.
LH
(Luteinizing Hormon)
LH banyak ditemukan pada wanita menopause.
LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel
de graaf, penimbunan subtansi dari progesteron dalam sel granulosa. Apabila
estrogen dibentuk dalam jumlah besar, maka akan menyebabkan pengurangan FSH.
Sedangkan produksi LH bertambah, sehingga akan tercapai suatu rasio produksi
FSH dan LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi. LH juga mempengaruhi korpus
luteum serta memproduksi estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kelenjar-kelenjar berleku-leku dan bersekresi.
Prolactin
(LTH=Luteo Tropic Hormon)
Prolaktin hormon ditemukan pada wanita
yang mengalami menstruasi. Prolaktin hormon terbanyak pada urin wanita hamil, laktasi
dan post menopause. Prolaktin dibentuk oleh sel alpha (achidophil) dari lobus
anterior hyphopyse. Fungsi hormon prolaktin adalah memulai dan mempertahankan
produksi progesteron dari korpus luteum, mempengaruhi proses metabolisme, dan
merangsang pengeluaran air susu. Prolaktin diatur dan dirangsang oleh pusat hipotalamus
yang menghasilkan gonadotropin releasing faktor dan Prolactin Inhibitory Hormon
(PIH) yang menghambat produksi prolaktin.
Hormon-Hormon
Ovarium
Hormon-hormon ovarium terdiri dari:
- Esterogen
- Progesteron
- Relaxin
Esterogen
Esterogen menimbulkan proliferasi
dari endometrium, juga menyebabkan timbulnya tanda kelamin sekunder dan
menambah kontraktilitas uterus. Hormon esterogen berfungsi mengatur haid, pengobatan
menopause, memulai persalinan (kasus KJDK, serotinus), mempengaruhi produksi
dari sekresi epitel vagina dan mendorong pertumbuhan dari basil doderlein
(keasaman vagina).
Progesteron
Progesteron dibentuk oleh korpus
luteum, setelah terjadi ovulasi dan plasenta. Kadar pregnandiol (metabolit
dari progesteron dalam urin) paling tinggi dijumpai pada hari ke 20 dan ke 21
setelah menstruasi dan berkurang 2 hari sebelum menstruasi. Hormon progesteron
berpengaruh pada uterus dan mammae.
Pengaruh progesteron pada uterus adalah sebagai berikut:
Pengaruh progesteron pada uterus adalah sebagai berikut:
- Endometrium akan bereaksi, kelenjar semakin panjang dan berkelok-kelok, sehingga endometrium menjadi tebal dan lembut sehingga memudahkan nidasi.
- Pengaruh terhadap dinding uterus: mengurangi kontraksi dinding uterus dan mengurangi pengaruh oksitosin.
Pengaruh terhadap mammae adalah
menyebabkan pertumbuhan dari acini dan lobulis glandula mammae, seperti
yang dijumpai pada fase post ovulatoir dan selama kehamilan.
Relaxin
Hormon relaksin maksimum jumlahnya
pada usia kehamilan 38-42 minggu. Hormon relaksin mempengaruhi pengenduran panggul,
kelembutan serviks dan mendorong uterus untuk berkontraksi.
Referensi
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Fitramaya. Yogyakarta.
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta. Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta.
Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Widya Medika. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Fitramaya. Yogyakarta.
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta. Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta.
Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Widya Medika. Jakarta.
Posting Komentar